Sekarang udah bulan Maret. Januari dan Februari rasanya cepat sekali, ya. Enggak sih, ini bohong. Februari buatku rasanya lama banget. Sedangkan Maret ini rasanya cepat banget, sekarang udah tanggal 5, besok tanggal 6. Wow.
Cukup banyak hal yang terjadi dalam waktu dua bulan ini. Aku sempat belajar untuk percaya sama orang lain sebulan belakangan ini, dan... dikecewakan. Ternyata aku memang gak boleh percaya sama orang lain.
Kepercayaan itu sebenarnya buatku adalah suatu hal yang fragile, bahkan sangat fragile. Memberikannya kepada orang yang salah, maka hancur juga lah kepercayaanmu pada orang itu, pada dirimu sendiri, bahkan pada dunia, seperti yang aku alami sekarang ini. Masalahnya adalah, aku dari awal memang susah percaya, susah membuka diri pada orang lain. Lalu saat aku sudah membuka diri, ternyata keputusanku salah besar. Aku tidak seharusnya membuka diri pada orang lain.
Ini mungkin tindakan proteksi, tindakan egoisku untuk diri sendiri. Aku memilih untuk menyimpan semua yang kurasakan, semua yang kupikirkan, dalam-dalam, tidak kubagi pada siapapun, bahkan hari ini pun aku tidak membagikan perasaan dan pikiran negatif yang kurasakan. Aku hanya bilang aku sedih, atau aku kesal, aku marah, aku kecewa, tapi aku tidak menceritakan alasannya. Aku tidak mau. Dan tidak bisa.
Mungkin melalui tulisan, aku lebih bisa berekspresi. Aku pernah membaca di suatu tempat, the power of words - kekuatan kata-kata - itu bisa luar biasa. Permasalahannya adalah, aku tidak tahu apakah kekuatan itu berlaku untuk kata-kata yang diucapkan secara langsung dan bisa didengarkan, atau kata-kata yang dituliskan dan bisa dilihat secara fisik, atau berlaku untuk keduanya?
Intinya dalam postingan ini adalah, aku kapok percaya sama orang lain lagi. Pengalaman pahit sekali dua kali seharusnya cukup buatku untuk belajar dari kesalahan, kan?